Ternate – Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unkhair, kembali melaksanakan Kuliah Umum dengan mendatangkan narasumber Prof. Dr. Arsad Bahri, M.Pd., yang merupakan Kepala Pusat Penjamin Mutu Pendidikan di Universitas Negeri Makassar.
Kuliah umum tersebut diselenggarakan Senin (23 April 2024), bertempat di Lt. 2 Aula Mini FKIP Universitas Khairun. Kegiatan dihadiri oleh peserta dari mahasiswa semester 2, semester 4, dan semester 6 Program Studi Pendidikan Biologi, serta para dosen dari Program Studi Pendidikan Biologi.Pada kesempatan tersebut, Prof. Arsad menyampaikan bahwa dalam proses pembelajaran analisis asesmen awal itu dilakukan beberapa waktu sebelum pembelajaran dimulai, hal ini bertujuan agar sebagai seorang guru mampu menganalisis hasilnya. Setelah dianalisis, kemudian guru melakukan perencanaan pembelajaran sesuai hasil analisis sebelumnya dengan menggunakan pendekatan TaRL (Teaching at the Right Level) yaitu membelajarkan siswa sesuai dengan levelnya. Mengajar siswa sesuai levelnya dengan memberikan tes kognitif, sejauh mana level pengetahuan siswa apakah sudah cakap, paham utuh, paham sebagian, atau belum paham sama sekali. Sehingga, guru diharapkan mengajarkan siswa sesuai dengan level pengetahuan mereka. Hal ini yang mendasari pembelajaran berdiferensiasi yang lebih ke strategi pembelajaran. Level pengetahuan peserta didik berbeda-beda, sehingga sebaiknya setiap model pembelajaran yang digunakan oleh guru diawali dengan reading. Hal ini membantu siswa untuk memiliki pengetahuan awal sebelum pembelajaran dimulai agar memudahkan para peserta didik untuk mengikuti materi yang akan disampaikan oleh guru.
Lebih lanjut disampaikan bahwa selain asesmen kognitif, juga ada asesmen awal non-kognitif, seperti gaya belajar, minat belajar. Pada diferensiasi terdapat tiga komponen, yaitu produk, konten materi dan proses. Sehingga, bisa dikaitkan dengan minat atau gaya belajar siswa. Guru tinggal mengarahkan siswa berdasarkan minat para siswa, misalnya siswa yang suka musik bisa diarahkan untuk membuat lagu terkait materi yang sedang diajarkan, membuat desain grafis, atau membuat karya tulis. Ketika hal tersebut dilakukan, maka siswa akan merasa senang dalam mengerjakan tugas karena sesuai dengan minat mereka. Hal ini sesuai dengan bentuk diferensiasi produk. Sehingga, siswa merdeka belajar tanpa guru merasa tanpa terbebani yang membuat kurikulum merdeka belajar dapat berjalan dengan baik dan tidak menjadi beban.